Hubungan Antara Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Dengan
Kecerdasan Majemuk Gardner
Nama Penulis: Ratih Andriyani
Prodi Pendidikan Fisika
Semester 2
Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Peserta
didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah maupun dalam
lingkungan keluarga. Sehingga kemampuan kognitif sangat
diperlukan peserta didik dalam pendidikan. Peran pendidik baik itu guru ataupun
orangtua sangat berperan dalam perkembangan kognitif peserta didik.
Selain kita
sebagai pendidik harus mengetahui tahap-tahap perkembangan kognitif dengan
teori piaget, kita juga harus mengetahui teori Howard Gardner yang
menjelaskan tentang kecerdasan majemuk (Multiple
Inteliigence) teori tersebut menyatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh
karena setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-berbeda.
Ada Delapan macam
kecerdasan itu antara lain, (1) Kecerdasan linguistik, (2) Kecerdasan
logika-matematika, (3) Kecerdasan gerak tubuh, (4) Kecerdasan musikal, (5)
Kecerdasan visual-spasial, (6) Kecerdasan interpersonal, (7) Kecerdasan
intrapersonal, dan (8) Kecerdasan naturalis.
Dari teori yang dicetuskan Piaget dan
Gardner maka kitasatupaduka sehingga saya
memilih
judul “Hubungan Antara Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Dengan Kecerdasan Majemuk Gardner” agar menyebabkan
pendidik lebih arif dan mampu menghargai siswa-siwi dalam bidang pendidikan
dirumah, disekolah maupun dilingkungan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa saja tahap-tahap Perkembangan Kognitif serta
Hubungan dengan Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence)?
2. Bagaimana
menerapkan tahap-tahap Perkembangan Kognitif pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)?
C. Tujuan
Penulisan
1. Dapat
memahami hubungan tahap-tahap perkembangan
kognitif Piaget dengan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) Gardner.
2. Dapat menerapkan tahap-tahap perkembangan kognitif
Piaget dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PEMBAHASAN
Gambar tersebut menjelaskan bahwa terdapat sebuah aspek penting dalam teori Piaget adalah deskripsinya mengenai empat tahap perkembangan kognitif yang
berbeda sesuai tahap-tahap perkembangan usianya, masing-masing dengan pola pikirannya yang unik. Keempat tahap tersebut
dirangkum dalam tabel tersebut.
TAHAP SENSORIMOTOR (Kelahiran hingga usia sekitar 2 tahun)
|
TAHAP PRAOPERASIONAL (2 tahun hingga sekitar 6 atau 7 tahun)
|
TAHAP OPERASIONAL KONKRET
(6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun)
|
TAHAP OPERASIONAL FORMAL
(11 atau 12 tahun hingga dewasa)
|
Skema-skema didasarkan terutama pada perilaku dan persepsi; anak berfokus
pada apa yang terjadi di sini dan saat ini (here and now)
|
Skema-Skema mulai mempresentasikan objek-objek yang berada di luar
jangkauan pandangan langsung si anak, namun anak belum mampu melakukan
penalaran logis seperti orang dewasa
|
Penalaran yang menyerupai penalaran orang dewasa mulai muncul, namun
terbatas pada penalaran mengenai realitas konkret.
|
Proses-proses penalaran logis ke ide-ide abstrak ataupun ke objek-objek
konkret.
|
Tabel
tersebut menjelaskan bahwa setiap perkembangan usia setiap memiliki suatu fase
atau tahap-tahap perkembangan yang sesuai dengan perkembangan usia anak yaitu
ada tahap sensorimotor (kelahiran
hingga usia sekitar 2 tahun), tahap
praoperasional (2 tahun hingga sekitar 6 atau 7 tahun), tahap
operasional konkret (6 atau 7
tahun hingga 11 atau 12 tahun), tahap operasional formal (11
atau 12 tahun hingga dewasa).
Allah SWT berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ
إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya:
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu
penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Q.S.
Shad: 29)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan kepada umat-Nya yaitu
kitab yang penuh berkah agar umat-Nya memperhatikan dan berfikir. Untuk itulah
perlunya perkembangan kognitif supaya umat-Nya bisa mengembangkan pola pikir
sesuai tahap-tahap perkembangan usianya.
Kecerdasan pada mulanya diartikan dalam bahasa
sehari-hari sebagai kemampuan
untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan praktis, dan
terdapat persepsi bahwa kemampuan untuk belajar berasal dari kapasitas
kognitif. Selanjutnya, makna ini harus diperluas dan lebih fundamental karena
pada dasarnya kecerdasan dan aspek kognitif tak terpisahkan dari aktifitas
pikiran atau kesadaran manusia secara utuh dalam hubungannya dengan aspek-aspek
diri manusia seutuhnya serta interaksinya dengan lingkungannya.
(Sumber gambar http://institute4learning.com/blog/2012/08/23/multiple-intelligences-and-human-development/)
Gambar
tersebut menjelaskan bahwa Teori
kecerdasan majemuk adalah cara untuk mengerti kecerdasan melalui
beberapa aspek (pluralized way to understanding intellect) yang meliputi 8 jenis kecerdasan yang terdiri
dari kecerdasan
linguistik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan
visual spasial, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan
musikal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
dan kecerdasan
naturalis.
Tiap
kecerdasan memiliki waktu kemunculan dan perkembangan. Kecerdasan terbentuk
melalui keterlibatan yang bernilai budaya dan seseorang (dalam kegiatan itu)
mengikuti pola perkembangan usia anak.
Tabel.
Hubungan antara Tahap-Tahap Perkembangan Piaget dengan Kecerdasan Majemuk
(Multiple Intelligence) Gardner
No.
|
Kecerdasan
|
Kemunculan
Perkembangan
|
Tahap
Perkembangan Piaget
|
1.
|
Kecerdasan
Linguistik (Linguistic (Word Smart))
|
Meledak
pada masa anak-anak
terus
berlanjut hingga usia
lanjut
|
Tahap sensorimotor (kelahiran hingga
usia sekitar 2 tahun) dan
Tahap praoperasional (2 tahun
hingga sekitar 6 atau 7 tahun)
|
2.
|
Logika-matematika
( Logical Mathematicall (Logic Smart))
|
Memuncak
pada masa remaja
dan
awal dewasa, menurun
setelah 40 tahun
|
Tahap operasional formal (11 atau
12 tahun hingga dewasa)
|
3.
|
Gerak
Tubuh (Bodily- Kinesthetic (Body Smart))
|
Bervariasi,
bergantung pada
Komponen
kekuatan,
fleksibilitas, domain gimnastik
|
Tahap
operasional konkret (6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun), tahap
operasional formal (11 atau 12 tahun hingga dewasa).
|
4.
|
Musikal
(Musical (Music Smart))
|
Berkembang
paling awal, si
genius
kadang mengalami krisis perkembangan
|
Tahap operasional konkret (6 atau
7 tahun hingga 11 atau 12 tahun), tahap operasional formal (11 atau 12 tahun
hingga dewasa).
|
5.
|
Visual-spasial
(Spatial (Picture Smart))
|
Usia
9-10 tahun dan peka
artistik sampai tua
|
Tahap operasional konkret (6 atau
7 tahun hingga 11 atau 12 tahun), tahap operasional formal (11 atau 12 tahun
hingga dewasa).
|
6.
|
Interpersonal
(Interpersonal
(People Smart))
|
Masa kritis tiga tahun pertama
|
Tahap praoperasional (2 tahun
hingga sekitar 6 atau 7 tahun)
|
7.
|
Intrapersonal
(Intrapersonal
(Self Smart))
|
Muncul
dan berkembang pada saat individu lahir dan Pembentukan batas diri dan orang lain
masa 3 tahun pertama
|
Tahap sensorimotor (kelahiran hingga
usia sekitar 2 tahun) dan Tahap praoperasional (2 tahun hingga sekitar 6 atau
7 tahun)
|
8.
|
Naturalis
(Naturalist (Nature Smart))
|
Muncul
secara dramatis pada
sebagian
anak dapat dikembangkan
melalui sekolah/ pengalaman
|
Tahap operasional konkret (6 atau
7 tahun hingga 11 atau 12 tahun), tahap operasional formal (11 atau 12 tahun
hingga dewasa).
|
Tabel
tersebut menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara tahap-tahap perkembangan
yang telah dicetuskan oleh Piaget dengan kecerdasan majemuk (Multiple
Intelligence) dari teori Gardner yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap
Sensorimotor (kelahiran hingga usia 2 tahun) dan Kecerdasan
Intrapersonal-Linguistik
Piaget
mengemukakan bahwa dalam sebagian besar tahap sensorimotor
(sensorimotor stage), anak-anak berfokus pada apa yang mereka
lakukan dan lihat pada saat itu; skema-skema mereka terutama tersusun
berdasarkan perilaku dan persepsi. Meski demikian, kemampuan-kemampuan kognitif
yang penting muncul selama periode ini, terutama saat anak mulai bereksperimen
dengan lingkungannya melalui prinsip trial and error.
Piaget
menyatakan bahwa kemampuan berpikir yang sesungguhnya muncul pada usia dua
setengah tahun. Secara spesifik, anak memperoleh kemampuan berpikir simbolik (symbolic
thought), yakni kemampuan merepresentasikan dan memikirkan objek-objek dan
peristiwa-peristiwa dalam kerangka entitas-entitas mental internal atau simbol.
Sebagian
besar peneliti meyakini ketika seorang individu lahir ke dunia, kepandaian
intrapersonal telah berkembang dari sebuah kombinasi antara keturunan,
lingkungan dan pengalaman. Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan
seseorang untuk memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang dapat
dilakukan, apa yang ingin ia lakukan.
Para pendidik
dapat memberikan rangsangan untuk mengembangkan potensi intrapersonal anak
dengan cara menciptakan citra diri positif, menciptakan suasana sekolah yang
mendukung pengembangan kemampuan intrapersonal dan penghargaan diri anak,
menuangkan isi hati dalam sebuah buku harian, memperbincangkan kelemahan,
kelebihan dan minat anak, memberi kesempatan untuk menggambar diri sendiri dari
sudut pandang anak, membayangkan diri di masa akan datang, dan mengajak
berimajinasi menjadi satu tokoh dari sebuah cerita. (Multiple Intelligences, Intrapersonal (Self Smart)).
Kecerdasan linguistik adalah
kemampuan menggunakan kata secara efektif.
Pandai berbicara, gemar bercerita dan dengan tekun mendengarkan cerita
atau membaca merupakan tanda anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang
menonjol. Potensi kecerdasan berbahasa
yang dimiliki seorang anak hanya akan tinggal potensi bila tidak dilatih atau
dikembangkan. Pola asuh sangat berpengaruh dalam hal ini. Anak yang tidak
diberi kesempatan berbicara atau selalu dikritik saat mengemukakan pendapatnya
akan kehilangan kemampuan dan ketrampilannya dalam mengungkapkan ide dan
perasaannya. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menstimulasi seperti misalnya
mengajak anak berbicara, membacakan cerita, bermain huruf dan angka, merangkai
cerita, berdiskusi, bermain peran, memperdengarkan lagu anak-anak dan
sebagainya. (Multiple Intelligences, Linguistic (Word Smart)).
2. Tahap
Praoperasional ( 2 tahun hingga sekitar 6 atau 7 tahun) dan Kecerdasan
Linguistik-Interpersonal-Intrapersonal
Pada
masa-masa awal tahap praoperasional (preoperasional
stage), keterampilan bahasa anak akan berkembang pesat dan
penguasaan kosakata yang meningkat memungkinkan mereka mengekspresikan dan
memikirkan beragam objek dan peristiwa. Bahasa juga menjadi dasar bagi bentuk
interaksi sosial yang baru yakni komunikasi verbal. Pada tahap ini juga, anak-anak
dapat mengekspresikan pemikiran-pemikiran mereka dan juga menerima informasi
yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Anak dalam
tahap praoperasional menunjukkan egosentrisme praoperasional (preoperational
egocentrism), yakni ketidakmampuan memandang situasi dari perspektif orang
lain. Egosentrisme praoperasional terkadang ditampilkan dalam bentuk percakapan
egosentris (egocentric speech), yakni ketika anak mengatakan sesuatu
tanpa mempertimbangkan apa yang mungkin diketahui atau tidak diketahui
pendengar terkait suatu topik yang dibicarakan.
Pada
perkembangan praoperasional ini juga
sesuai dengan perkembangan linguistik yaitu anak sudah mempunyai kemampuan
menggunakan kata secara efektif. (Multiple
Intelligences, Linguistic (Word Smart)). Pada usia yang
sama anak juga mempunyai perkembangan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan
interpersonal adalah kemampuan untuk
bisa memahami
dan berkomunikasi dengan orang lain, serta mampu membentuk dan menjaga
hubungan, dan mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam suatu lingkungan
sosial. (Multiple
Intelligences, Interpersonal (People Smart)). Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang
untuk memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang dapat
dilakukan, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap suatu
situasi dan memahami situasi seperti apa yang sebaiknya ia hindari serta
mengarahkan dan mengintrospeksi diri. (Multiple Intelligences, Intrapersonal
(Self Smart)).
3.
Tahap Operasional Konkret
(usia 6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun) dan Kecerdasan Gerak Tubuh-Musikal-Visual Spasial-Naturalis
Menurut
Piaget, saat anak-anak memasuki tahap operasional konkret (concrete operations
stage), proses-proses berpikir mereka menjadi terorganisasi ke sistem
proses-proses mental yang lebih besar operasi (operations) yang
memudahkan mereka berpikir lebih logis daripada sebelumnya. Mereka sekarang
menyadari bahwa perspektif dan perasaan mereka tidak selalu dialami oleh orang
lain dan mungkin mencerminkan opini pribadi alih-alih realitas.
Individu
dengan kecerdasan gerakan tubuh secara alamiah memiliki tubuh yang atletis,
memiliki
ketrampilan fisik, kemampuan dan merasakan bagaimana seharusnya tubuh
membentuknya sehingga mahir menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide
dan perasaan. Kecerdasan ini juga termasuk ketrampilan koordinasi,
keseimbangan, kelenturan, kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan. (Multiple Intelligences, Gerak Tubuh (Bodily- Kinesthetic (Body Smart))). Kecerdasan
musikal dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir atau mencerna musik,
untuk mampu menyimak pola-pola, mengenalinya dan mungkin mengubah komposisi
atau memanipulasinya. (Multiple Intelligences, Musical (Music Smart)). Kecerdasan visual-spasial memungkinkan
orang membayangkan bentuk geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah karena
ia mampu mengamati dunia spasial secara akurat dan mentransformasikan persepsi
ini termasuk di dalamnya adalah kapasitas untuk memvisualisasi, menghadirkan
visual dengan grafik atau ide spasial, dan untuk mengarahkan diri sendiri dalam
ruang secara tepat. (Multiple Intelligences, Visual Spasial (Spatial (Picture Smart))). Anak dengan kecerdasan naturalis yang tinggi
pada usia sangat dini telah memiliki daya tarik yang besar terhadap lingkungan
alam sekitar termasuk pada binatang. Di usia yang lebih besar, anak-anak
tersebut sangat berminat pada biologi, botani, ilmu hewan, geologi,
meteorologi, palentologi atau astronomi. (Multiple
Intelligences, Naturalist (Nature Smart)).
4.
Tahap Operasional Formal (usia
11 hingga 12 atau usia dewasa) dan Kecerdasan Logika Matematika- Musikal-Gerak
Tubuh- Visual Spasial-Naturalis
Anak-anak
atau remaja yang berada dalam tahap
operasional formal (formal operations stage) dapat memikirkan
dan membayangkan konsep-konsep yang tidak berhubungan dengan realitas konkret.
Selain itu, mereka juga mengenali kesimpulan yang logis, sekalipun kesimpulan
tersebut berbeda dari kenyataan di dunia sehari-hari.
Berdasarkan
perspektif Piaget, kemampuan matematika para siswa cenderung membaik saat
pemikiran operasional formal mulai berkembang. Soal-soal abstrak seperti soal
“kalimat matematika” (mathematical word problem), menjadi lebih mudah
dipecahkan. Penalaran ilmiah juga cenderung membaik begitu para siswa
mampu melakukan pemikiran operasional formal. Tiga kemampuan operasional
formal-penalaran logis mengenai gagasan-gagasan hipotesis, penyusunan dan
pengujian hipotesis, serta pemisahan dan pengendalian variabel-secara bersama-sama
memungkinkan individu-individu yang telah mencapai tahap operasional formal
menggunakan suatu metode ilmiah (ilmiah method).
Kecerdasan
logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuan untuk menganalisis masalah
secara logis, menemukan atau menciptakan rumusrumus atau pola matematika dan
menyelidiki sesuatu secara alamiah. Blaise Pascal berumur enam belas tahun
ketika ia datang dengan beberapa ide yang masih digunakan sampai sekarang oleh
matematikawan. Tampaknya waktu yang paling kreatif untuk matematika adalah pada
masa remaja dan dewasa awal. (Multiple Intelligences, Logical Mathematicall (Logic Smart)). Kecerdasan musikal, memungkinkan
individu menciptakan, mengkomunikasikan dan memahami makna yang dihasilkan oleh
suara.. Komponen inti dalam pemprosesan informasi meliputi pitch, ritme dan
timbre. (Multiple Intelligences, Musical
(Music Smart)). Kecerdasan
gerak tubuh, Kemampuan untuk menggunakan tubuh kita untuk mengungkapkan ide, pemikiran
dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang
koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan. (Multiple Intelligences, Gerak Tubuh (Bodily- Kinesthetic (Body Smart))).
Kemampuan
untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori tentang apa
yang dijumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk
mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta. (Multiple Intelligences, Naturalist
(Nature Smart)).
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Satuan
Pendidikan : SMA Islam Al-Zhamir Tangerang
Mata
Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester
: XI IPA 1/2
Materi
Pokok
: Fluida
Pertemuan
Ke : 1
dan 2
Alokasi
Waktu : 2 x 3
JP
Tujuan
Pembelajaran :
1. Siswa mampu menguraikan dan menjelaskan mind mapping tentang fluida yang
dibuatnya.
Alasannya: karena pada umur 17 tahun termasuk
tahap operasional formal yang terjadi pada usia 11 tahun atau 12 tahun hingga
dewasa, yakni pada usia remaja siswa mampu melalukan penalaran operasional
formal dapat menangani gagasan-gagasan hipotesis, dalam mind mapping yang
dibuatnya siswa mampu mengangani gagasannya dengan menguraikan dan menjelaskan
poin-poin tentang fluida. Jadi siswa sebelum memulai pembelajaran siswa sudah
mengetahui atau sudah paham materi yang akan dipelajarinya nanti. Dan hal
tersebut termasuk dalam cognitive dengan katagori jenis perilaku pemahaman
dengan kemampuan internal yaitu menterjemahkan dan memahami dengan kata-kata
kerja operasional yaitu “menguraikan” dan “menerangkan”.
2. Siswa mampu
menunjukan perbedaan antara fluida statis dan fluida dinamis.
Alasannya: karena pada umur 17 tahun menurut
teori Pieget bahwa umur 17 tahun termasuk operasional formal pada ranah
taksonomi bloom yaitu bagian kognitif. Berdasarkan prespektif Piaget,
kemampuan penalaran ilmiah cenderung membaik begitu para siswa melakukan
pemikiran operasional formal. Tiga kemapuan operasional formal-penalaran logis
menanganai gagasan-gagasan hipotesis, serta pemisahan dan pengendalian
variable-variabel secara bersama-sama memungkinkan individu-individu yang telah
mencapai tahap operasional formal menggunakan suatu metode ilmiah (scientific
method). Dalam metode ilmiah, individu dapat mengemukakan dan menguji
secara sistematis sejumlah kemungkinan penjelasan terhadap sesuatu masalah.
Masalah ini adalah masalah dalam membedakan fluida statis dan fluida dinamis
karena banyak siswa yang belum bisa membedakan antara fluida statis dan fluida
dinamis. Maka dari itu siswa diharapkan mampu memecahkan masalah dalam
membedakan fluida statis dan fluida dinamis dengan metode dinamis (menurut
Teori Piaget). Dan hal ini termasuk katagori jenis perilaku penerapan dengan
kemampuan internal yaitu memecahkan masalah menggunakan metode ilmiah dengan
kata-kata kerja operasional yaitu “menunjukan”.
3. Siswa mampu memperhitungkan
setiap masalah pada tabung bocor dengan pemecahan masalah menggunakan Teori
Toricelli.
Alasannya: menurut Teori Piaget. Pemikiran pada
umur 17 tahun termasuk pemikiran operasional formal yaitu yang pertama siswa
mampu melakukan penalaran mengenai ide-ide abstrak, hipotetik, dan bertentangan
dengan fakta (siswa mampu diharapkan melakukan penalaran mengenai hal-hal yang
tidak secara langsung berhubungan dengan realitas konkret dan realitas yang
dapat diamati langsung). Kedua, perumusan dan pengujian beberapa hipotesis
sekaligus (saat berupaya mencari penjelasan terhadap tabung bocor, siswa mampu
mengidentifikasi dan menguji sejumlah hipotesis sekaligus untuk menemukan
kemungkinan-kemungkinan hubungan sebab-akibat). Ketiga, pemisahan dan kontrol
terhadap variabel (saat berupaya menguji kesahihan suatu hipotesis mengenai
hubungan sebab-akibat siswa menguji suatu variabel, satu demi satu, sembari
menjaga agar variabel-variabel lain tetap konstan). Keempat, penalaran
proposional (siswa memahami proposisi dan mampu menggunakan secara efektif
dalam pemecahan rumus tabung bocor dalam teori Torricelli). Makadari itu
siswa diharapkan mampu memperhitungkan setiap hipotesis dan rumus-rumus
yang mencakup pada tabung bocor dalam teori Torricelli, karena menurut Piaget
pada usia 17 tahun, siswa memii kemampuan matematika para siswa cenderung
membaik saat pemikiran operasional pemikiran formal mulai berkembang soal
“kalimat matematika” (mathematical word problem), menjadi lebih mudah
dipecahkan. Dan hal ini termasuk katagori jenis perilaku penerapan dengan
konsep matematika dan metode ilmiah dengan mengambil kata-kata kerja
operasional “memperhitungkan”.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Perkembangan
kognitif adalah perkembangan kapasitas nalar otak atau intelegensi
2.
Tahap-tahap
perkembangan kognitif piaget adalah tahap sensorimotor (kelahiran hingga usia 2
tahun), tahap praoperasional (usia 2 hingga 6 atau 7 tahun), tahap operasional
konkret (usia 6 atau 7 hingga 11 atau 12 tahun), dan tahap operasional formal
(usia 11 hingga 12 atau usia dewasa)
3.
Teori kecerdasan majemuk adalah cara
untuk mengerti kecerdasan melalui beberapa aspek (pluralized way to understanding
intellect) yang meliputi 8 jenis
kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan linguistik, kecerdasan
logika-matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan gerak tubuh,
kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan
kecerdasan naturalis
B. Kritik dan
Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran kepada
para pembaca demi penyempurnaan penulisan blog ini
DAFTAR
PUSTAKA
Amstrong T. 2003. In their
own way: discovering and encouraging your child’s multiple intelligences. (alih
bahasa). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Anonimus.
Intelligence. Didapat dari: URL:http://www.intelligence.htm
Anonimus. Multiple
intelligences. Didapat dari: URL: http:/www.earthrenewal.org/
multiple%20Intelligences1. htm
Anonimus. 2003. Multiple
intelligences: mengenali dan merangsang potensi kecerdasan anak. Seri Ayahbunda
Mei 2003; edisi khusus: 6-116
Gardner H.
2003. Multiple Intelligences: The theory in practice. New York: Basics Book.
Gilman L. The theory of
multiple intelligences. Didapat dari: URL: http://www.indiana.edu/intell/mitheory.shtml
Lucky G A. 2002. Ulasan
kritis terhadap model-model kecerdasan berbasis neuroscience: IQ, EQ, dan SQ.
Journal of Psyche
Ormrod, Jeanne
Ellis.2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Erlangga.
Pearson EDG. Using
multiple intelligences in testing and assessment. Didapat dari: URL: http://www.teachervision.fen.com/lesson-plans-4933.tml?
detoured=1
titanium max trimmer - TI.V
BalasHapusTitanium MAX TRIMBOR CIRCUIT HABANERO RICHES. T-90Ti/GIN – $60.95, $30.99. snow peak titanium NO - NO FOR SALE! - TI.V. - - 10.65M, $50.99. NO 2014 ford focus titanium hatchback - NO FOR titanium trim as seen on tv SALE! titanium strength - used ford escape titanium TI.V. - 10.65M
n153y8mlzpz739 japanese sex dolls,penis rings,sex toys,women sexy toys,vibrators,dog dildo,sex chair,adult sex toys,sex chair k862o5virmc195
BalasHapus