Minggu, 20 April 2014

Gaya Belajar

GAYA BELAJAR
 
   Simaklah paparan berikut ini. Tulisan Ozan rapih dan enak dibaca. Di dalam buku catatan sekolahnya, banyak sekali symbol atau gambar daripada kata-kata. Kalau mencari buku bacaaan, Ozan akan membolak-balik gambarnya atau penggambaran suasana cerita. Jika membaca atau mendengar kata bunga, dia mencatatnya dengan gambar bunga, atau kata “meningkat” akan tulisnya berupa tanda panah keatas. Dikelas dia lebih suka kalau guru menerangkan sesuatu dengan gambar. Bagi Ozan segala sesuatu yang ia dengar, harus ditulis kembali dalam suatu daftar.
            Sedangkan, buku Raffi lebih banyak halaman kosong dn tulisannya tak cukup rapih. Raffi selalu bilang sudah memahami pelajaran dengan baik, jadi tidak perlu ada catatan. Didalam kelas Raffi selalu aktif bertanya, ia juga dianggap cermat mendengarkan pelajaran. Di rumah Raffi lebih asyik bermain PS dan selalu membaca ulang komi-komik yang dibelinya, sampai hafal dialognya. Ia selalu ingat kata-kata yang didengarnya.
            Lain lagi dengan Tiwi yang selalu mempraktikkan perkataan guru dikelas. Dia paling suka melakukan percobaan. Semua tugas praktik dalam buku pelajaran dengan antusias dikerjakannya sendiri. Tiwi semangat bertanya hal apa saja yang ingin diketahuinya untuk bisa dilakukan. Dia paling sering membantu bibi memasak. Ibunya mengaku jarang melihat Tiwi duduk membaca dan menulis terus menerus dengan tertib didalam kamar. Apa yang menyebabakan ketiganya memiliki kembiasan berbeda dalam belajarnya?Simaklah paparan berikut ini. Tulisan Ozan rapih dan enak sibaca. Di dalam buku catatan sekolahnya, banyak sekali symbol atau gambar daripada kata-kata. Kalau mencari buku bacaaan, Ozan akan membolak-balik gambarnya atau penggambaran suasana cerita. Jika membaca atau mendengar kata bunga, dia mencatatnya dengan gambar bunga, atau kata “meningkat” akan tulisnya berupa tanda panah keatas. Dikelas dia lebih suka kalau guru menerangkan sesuatu dengan gambar. Bagi Ozan segala sesuatu yang ia dengar, harus ditulis kembali dalam suatu daftar.
            Sedangkan, buku Raffi lebih banyak halaman kosong dn tulisannya tak cukup rapih. Raffi selalu bilang sudah memahami pelajaran dengan baik, jadi tidak perlu ada catatan. Didalam kelas Raffi selalu aktif bertanya, ia juga dianggap cermat mendengarkan pelajaran. Di rumah Raffi lebih asyik bermain PS dan selalu membaca ulang komi-komik yang dibelinya, sampai hafal dialognya. Ia selalu ingat kata-kata yang didengarnya.

            Lain lagi dengan Tiwi yang selalu mempraktikkan perkataan guru dikelas. Dia paling suka melakukan percobaan. Semua tugas praktik dalam buku pelajaran dengan antusias dikerjakannya sendiri. Tiwi semangat bertanya hal apa saja yang ingin diketahuinya untuk bisa dilakukan. Dia paling sering membantu bibi memasak. Ibunya mengaku jarang melihat Tiwi duduk membaca dan menulis terus menerus dengan tertib didalam kamar. Apa yang menyebabakan ketiganya memiliki kembiasan berbeda dalam belajarnya?
   Itulah yang akan kita mau bahas., yaitu mengenai gaya belajar. Menurut Fleming dan. Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode and desired conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar. Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan.





    Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4). Definisi yang lebih menjurus pada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran

Tiap individu memiliki keunikan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Seorang ahli pelopor bidang gaya belajar, Rita Dunn, telah mengemukakan banyak factor yang mempengaruhi cara belajar seseorang anatar lain factor fisik, emosional-psikologis, sosiologis dan lingkungan. Yang penting semua orang belajar melalui alat inderawi, baik pengelihatan, pendengaran, maupun kinestetik. Psikolog pendidikan menyakini bahwa setiap orang memiliki kekuatan belajar atau modalitas belajar. Semakin kita mengenal baik modalitas belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri didalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.



Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak menyerap, mengelola dan menyampaikan informasin maka cara belajar individu dapat dibagi dalam tiga katagori, yaitu: Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Pengkategori ini tidak berati bahwa individu hanya memiliki salah satu karakteristik cara belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara belajar yang lain. Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan stimulus yang sesuai dalam belajar makan akan memudahkan untuk menyerap pelajaran 

Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki adalah sebagai berikut:
1.      Modalitas Visual (Belajar dengan cara melihat)
    ·         Rapi dan teratur
·         Bicarnya cepat
·         Pandai membuat rencana jangka panjang
·         Teliti terhadap detil
·         Mengutamakan penampilan, paduan warna, dan suka urutan
·         Lebih mudah menginggat dari apa yang dilihat
·         Tidak terganggu dengan keributan
·         Pembaca yang cepat dan tekun
·         Hasil tulisan rapid an baik
·         Lebih suka membaca daripada dibacakan
·         Mencoret-coret ketika berbicara ditelepon
·         Sering lupa menyampaikan pesan verbal kalau tidak dicatat
·         Selalu bersikap waspada dalam memberikan respon terhadap sesuatu, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan
·         Menjawab pertanyaan dengan isngkat YA/TIDAK
·         Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak panadai memilih kata-kata
·         Kadang-kadang kehilangan kosentrasi
·         Bola mata melihat ke atas kanan/kiri bila berbicara

2.   Modalitas Auditorial (belajar dengan cara mendengar)


 ·         Berbica  kepada diri sendiri saat beraktivitas
·         Mudah terganggu oleh keributan
·         Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan ketika membaca
·         Bisa menirukan nada, birama, dan warna suara
·         Kesulitan menulis tapi cakap bercerita
·         Berbicara dalam irama yang terpola
·         Biasanya berbica yang fasih
·         Belajar dengan cara mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan
·         Menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
·         Lebih pandai mengeja dengan suara keras daripada menuliskannya
·         Lebih suka gurauan lisan daripada menbaca komik
·         Melirik kekiri/kanan mendatar bila berbicara
·         Kadang-kadang kehilangan kosentrasi dan Bola mata melihat ke atas kanan/kiri bila berbicara

3.      Modalitas kinestetik (belajar dengan mempraktekkan)

·         Bicarnya lebih lambat
·         Menyentuh lawan bica untuk dpat perhatian
·         Berbicara dalam jarak dekat
·         Banyak bergerak
·         Belajar melalui praktek
·         Mengafal sambil berjalan
·         Menggunakan jari/lidi ketika membaca
·         Banyak menggunakan isarat tubuh sebai luapan emosi dalam berbicara
·         Tidak dapat diam dalam waktu lama
·         Tidak dapat mengingat sebuah daerah keculi pernah berkunjung kedaerah itu
·         Banyak menggunakn kata-kata yang mengandung aksi
·         Tulisannya jelek, nimbus kertas, ada tekanan kuat pada alat tulis
·         Ingin melalukan banyak hal
·         Menyukai permainan yang menyibukkan
·         Bola mata melihat kebaah kanan/kiri bila berbicara.


Mengenali yang mana gaya belajar kita, bias dilakukan dengan cara:


-          Melalui tes.
-          Mengenali keadaan belajar kita dikelas.
Coba perhatikan, dengan cara apapun lebih dapat menyerap informasi isi materi pelajaran? Orang visual lebih dapat mengerti isi materi dengan cara membaca buku paket, memperhatikan ilystrasi yang ditampilkan dipapan tulis atau trasparansi. Mereka juga dapat mencatat dengan baik apa yang disampaikan oleh pembicara. Orang auditorial lebih menyukai mendengarkan pengajar bicara dan kadang-kadang kehilangan urutannya ketika mencoba  mencatat apa yang dibicarakan saat presentasi berlangsung. Sedangkan orang kinestatik akan mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara interaksi kelompok, mendemostrasikan/stimulsi mater pelajaran dengan cara sendiri.
-          Ketika membeli peralatan bongkar pasang, misalnya meja computer, meja belajar yang terdiri dari 25 bagian yang terpisah-pisah dan dilengkapi dengan buku petunjuk pemasangan.
Bagaimana cara yang paling mudah bagimu memasang alat inu?
Bila kamu melakukannya dengan cara membaca buku petunjuk sampai mendapatkan berbagai hal bagimu, maka kemungkinan besar kamu termasuk visual.
Bila kamu mulai bekerja dengan bagian-bagian tersebut dengan fisik, kamu mungkin termasuk kinestatik.
Bila cara yang paling tepat dengan menelpon tokonya dan meminta penjelasan dari teknisnya, maka ini petunjuk bahwa kamu auditorial.

Manfaat dari mengenali gaya belajar kita sendiri, antara lain:
·         Menyadari bahwa diri kita itu cerdas.
Setiap orang mempunyai keunikan masing-masing dan sebetulnya keunikan tersebut bisa menjadi potensi kecerdasannya. Hanya saja yang disayangkan, tidak semua orang mengenali potensi dirinya sendiri
·         Tahu  cara belajar yang efektif.
Pernahkah kamu merasa kesulitan sehingga tidak menyukai bidang studi tertentu? Pernahkah kamu mencari tahu penyebabnya? Mungkin karena selama ini gaya belajar kamulah yang tidak tepat. Misalnya, belajar sejarah dengan membaca kemudian menghafal, tapi tidak masuk juga masuk ke otak. Nah, ternyata setelah dites, kamu tremasuk orang kinestatik. Berate gaya belajar kamulah yang harus dirubah.
·         Dapat memilih kegiatan yang tepat.
Misalnya, dalam pemilihan ekskul.
·         Prestasi belajar meningkat.
Karena sudah mengetahui gaya belajar yang tepat bagaimu dapat menfaatkan kemampuan secara maksimal dengan cara membuat strategi beljar dupaya hasil belajar menjadin optimal dan prestasi pun meningkat

Strategi belajar bagi masing-masing gaya belajar, yaitu:
1.      Visual 
      Membuat catatan agar menarik dengan cara memberi warna, gambar dan stricker.
      Membuat catatan dengan tekhnik mind mapping.
       Membuat kartu gambar berseri.



2.      Auditori
-          Mereka suara guru dikelas.
-          Merekam suara sendiri yang membaca guru.
-          Dengarkan rekaman tersebut kapanpun dan dimanapun.
-          Gubah syair lagu yang sedang hits dengan materi pelajaran.
-          Buat kelo,pok diskusi belajar.
-          Rajin-rajinlah bertanya di kelas.
-          Sebaiknya tidak mendengar music/radio ketika belajar, bisa ganggu kosentrasi.





3.      Kinestetik
      Untuk pelajaran hitungan, sering-seringlah latihan soal.
      Untuk pelajaran hafalan: praktekkan dengan simulasi (bermain sambil belajar
      Saat sedang jenuh beljar, selingi dengan gerakkan yang ringan, misalnya senam otak atau mengunyam permen karet.




Namun pada kenyataannya, kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita harus menggunakan gaya belajar yang bukan kita miliki. Misalnya, ada pengajar di kelas selalu memberi catatan dipapan tulis, atau menyuruh siswanya untuk membaca buku paket, sementara kamu buka tipe visual yang tidak menyukai aktivitas tersebut.
      Atau ada pengajar yang selalu menjelaskan materi di kelas dengan cara bercerita tanpa pernah memberi ilustrasi tertulis atau tidak ada buku paketnya sehingga catatan kita kosong sama sekali. Hal ini menyulitkan bagi orang visual.
Dibawah ini ada beberapa tips yang bisa kamu coba untuk meningkatkan gaya belajar lain diluar gaya belajarmu:
1.      Meningkatkan kemampuan belajar visual.
-          Main puzzle.
-          Banyak menulis dan menggambar.
-          Mendengarkan dongeng diruang gelap, kemudian bayangkan!
2.      Membangun kemampuan belajar auditorium.
-          Mendengarkan syair lagi dan suara alat musiknya.
-          Banyak mendengar dan bercerita.
-          Sering-sering mendengar lalu melakukan instruksi verbal.
3.      Membangkitkan kemampuan belajar kinestatik.
-          Berolah raga.
-          Bermain yang mlibatkan aktivitas seluruh tubuh.
-          Memasak melalui membaca resep.
Nah, selamat mencoba. Semoga bermanfaat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar