GAYA BELAJAR
Sedangkan, buku Raffi lebih banyak
halaman kosong dn tulisannya tak cukup rapih. Raffi selalu bilang sudah
memahami pelajaran dengan baik, jadi tidak perlu ada catatan. Didalam kelas
Raffi selalu aktif bertanya, ia juga dianggap cermat mendengarkan pelajaran. Di
rumah Raffi lebih asyik bermain PS dan selalu membaca ulang komi-komik yang
dibelinya, sampai hafal dialognya. Ia selalu ingat kata-kata yang didengarnya.
Lain lagi dengan Tiwi yang selalu
mempraktikkan perkataan guru dikelas. Dia paling suka melakukan percobaan.
Semua tugas praktik dalam buku pelajaran dengan antusias dikerjakannya sendiri.
Tiwi semangat bertanya hal apa saja yang ingin diketahuinya untuk bisa
dilakukan. Dia paling sering membantu bibi memasak. Ibunya mengaku jarang
melihat Tiwi duduk membaca dan menulis terus menerus dengan tertib didalam
kamar. Apa yang menyebabakan ketiganya memiliki kembiasan berbeda dalam
belajarnya?Simaklah paparan berikut ini. Tulisan Ozan rapih dan
enak sibaca. Di dalam buku catatan sekolahnya, banyak sekali symbol atau gambar
daripada kata-kata. Kalau mencari buku bacaaan, Ozan akan membolak-balik
gambarnya atau penggambaran suasana cerita. Jika membaca atau mendengar kata
bunga, dia mencatatnya dengan gambar bunga, atau kata “meningkat” akan tulisnya
berupa tanda panah keatas. Dikelas dia lebih suka kalau guru menerangkan sesuatu
dengan gambar. Bagi Ozan segala sesuatu yang ia dengar, harus ditulis kembali
dalam suatu daftar.
Sedangkan, buku Raffi lebih banyak
halaman kosong dn tulisannya tak cukup rapih. Raffi selalu bilang sudah
memahami pelajaran dengan baik, jadi tidak perlu ada catatan. Didalam kelas
Raffi selalu aktif bertanya, ia juga dianggap cermat mendengarkan pelajaran. Di
rumah Raffi lebih asyik bermain PS dan selalu membaca ulang komi-komik yang
dibelinya, sampai hafal dialognya. Ia selalu ingat kata-kata yang didengarnya.
Lain lagi dengan Tiwi yang selalu
mempraktikkan perkataan guru dikelas. Dia paling suka melakukan percobaan.
Semua tugas praktik dalam buku pelajaran dengan antusias dikerjakannya sendiri.
Tiwi semangat bertanya hal apa saja yang ingin diketahuinya untuk bisa
dilakukan. Dia paling sering membantu bibi memasak. Ibunya mengaku jarang
melihat Tiwi duduk membaca dan menulis terus menerus dengan tertib didalam
kamar. Apa yang menyebabakan ketiganya memiliki kembiasan berbeda dalam
belajarnya?
Itulah yang akan
kita mau bahas., yaitu mengenai gaya belajar. Menurut Fleming dan. Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an
individual’s preferred mode and desired conditions of learning.” Maksudnya,
gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai
oleh pembelajar. Willing (1988) mendefinisikan gaya
belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979)
memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan
memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai
karakter biologis bawaan.
Gaya
belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan
perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk
pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar
(NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4). Definisi yang lebih menjurus pada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan
panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana gaya
belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam
belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran
Tiap
individu memiliki keunikan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup.
Seorang ahli pelopor bidang gaya belajar, Rita Dunn, telah mengemukakan banyak
factor yang mempengaruhi cara belajar seseorang anatar lain factor fisik,
emosional-psikologis, sosiologis dan lingkungan. Yang
penting semua orang belajar melalui alat inderawi, baik pengelihatan,
pendengaran, maupun kinestetik. Psikolog pendidikan menyakini bahwa setiap
orang memiliki kekuatan belajar atau modalitas belajar. Semakin kita mengenal
baik modalitas belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri
didalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak
menyerap, mengelola dan menyampaikan informasin maka cara belajar individu
dapat dibagi dalam tiga katagori, yaitu: Visual, Auditorial, dan Kinestetik.
Pengkategori ini tidak berati bahwa individu hanya memiliki salah satu
karakteristik cara belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara
belajar yang lain. Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu
memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia
mendapatkan stimulus yang sesuai dalam belajar makan akan memudahkan untuk
menyerap pelajaran
Adapun
ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti
disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki adalah sebagai berikut:
1. Modalitas
Visual (Belajar dengan cara melihat)
·
Bicarnya cepat
·
Pandai membuat
rencana jangka panjang
·
Teliti terhadap
detil
·
Mengutamakan
penampilan, paduan warna, dan suka urutan
·
Lebih mudah
menginggat dari apa yang dilihat
·
Tidak terganggu
dengan keributan
·
Pembaca yang
cepat dan tekun
·
Hasil tulisan
rapid an baik
·
Lebih suka
membaca daripada dibacakan
·
Mencoret-coret
ketika berbicara ditelepon
·
Sering lupa
menyampaikan pesan verbal kalau tidak dicatat
·
Selalu bersikap
waspada dalam memberikan respon terhadap sesuatu, membutuhkan penjelasan
menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan
·
Menjawab
pertanyaan dengan isngkat YA/TIDAK
·
Sering kali
mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak panadai memilih kata-kata
·
Kadang-kadang
kehilangan kosentrasi
·
Bola mata
melihat ke atas kanan/kiri bila berbicara
2. Modalitas
Auditorial (belajar dengan cara mendengar)
·
Berbica kepada diri sendiri saat
beraktivitas
·
Mudah terganggu oleh keributan
·
Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan ketika membaca
·
Bisa menirukan nada, birama, dan warna suara
·
Kesulitan menulis tapi cakap bercerita
·
Berbicara dalam irama yang terpola
·
Biasanya berbica yang fasih
·
Belajar dengan cara mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan
·
Menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
·
Lebih pandai mengeja dengan suara keras daripada menuliskannya
·
Lebih suka gurauan lisan daripada menbaca komik
·
Melirik kekiri/kanan mendatar bila berbicara
·
Kadang-kadang
kehilangan kosentrasi dan Bola mata melihat ke
atas kanan/kiri bila berbicara
3. Modalitas
kinestetik (belajar dengan mempraktekkan)
·
Bicarnya lebih
lambat
·
Menyentuh lawan
bica untuk dpat perhatian
·
Berbicara dalam
jarak dekat
·
Banyak bergerak
·
Belajar melalui
praktek
·
Mengafal sambil
berjalan
·
Menggunakan
jari/lidi ketika membaca
·
Banyak
menggunakan isarat tubuh sebai luapan emosi dalam berbicara
·
Tidak dapat diam
dalam waktu lama
·
Tidak dapat
mengingat sebuah daerah keculi pernah berkunjung kedaerah itu
·
Banyak
menggunakn kata-kata yang mengandung aksi
·
Tulisannya
jelek, nimbus kertas, ada tekanan kuat pada alat tulis
·
Ingin melalukan
banyak hal
·
Menyukai
permainan yang menyibukkan
·
Bola mata
melihat kebaah kanan/kiri bila berbicara.
Mengenali yang mana gaya belajar kita, bias dilakukan
dengan cara:
-
Melalui tes.
-
Mengenali
keadaan belajar kita dikelas.
Coba perhatikan,
dengan cara apapun lebih dapat menyerap informasi isi materi pelajaran? Orang
visual lebih dapat mengerti isi materi dengan cara membaca buku paket,
memperhatikan ilystrasi yang ditampilkan dipapan tulis atau trasparansi. Mereka
juga dapat mencatat dengan baik apa yang disampaikan oleh pembicara. Orang
auditorial lebih menyukai mendengarkan pengajar bicara dan kadang-kadang
kehilangan urutannya ketika mencoba
mencatat apa yang dibicarakan saat presentasi berlangsung. Sedangkan
orang kinestatik akan mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara interaksi
kelompok, mendemostrasikan/stimulsi mater pelajaran dengan cara sendiri.
-
Ketika membeli
peralatan bongkar pasang, misalnya meja computer, meja belajar yang terdiri
dari 25 bagian yang terpisah-pisah dan dilengkapi dengan buku petunjuk
pemasangan.
Bagaimana cara
yang paling mudah bagimu memasang alat inu?
Bila kamu
melakukannya dengan cara membaca buku petunjuk sampai mendapatkan berbagai hal
bagimu, maka kemungkinan besar kamu termasuk visual.
Bila kamu mulai
bekerja dengan bagian-bagian tersebut dengan fisik, kamu mungkin termasuk
kinestatik.
Bila cara yang paling tepat
dengan menelpon tokonya dan meminta penjelasan dari teknisnya, maka ini
petunjuk bahwa kamu auditorial.
Manfaat
dari mengenali gaya belajar kita sendiri, antara lain:
·
Menyadari bahwa
diri kita itu cerdas.
Setiap orang
mempunyai keunikan masing-masing dan sebetulnya keunikan tersebut bisa menjadi
potensi kecerdasannya. Hanya saja yang disayangkan, tidak semua orang mengenali
potensi dirinya sendiri
·
Tahu cara belajar yang efektif.
Pernahkah kamu
merasa kesulitan sehingga tidak menyukai bidang studi tertentu? Pernahkah kamu
mencari tahu penyebabnya? Mungkin karena selama ini gaya belajar kamulah yang
tidak tepat. Misalnya, belajar sejarah dengan membaca kemudian menghafal, tapi
tidak masuk juga masuk ke otak. Nah, ternyata setelah dites, kamu tremasuk
orang kinestatik. Berate gaya belajar kamulah yang harus dirubah.
·
Dapat memilih
kegiatan yang tepat.
Misalnya, dalam
pemilihan ekskul.
·
Prestasi belajar
meningkat.
Karena sudah
mengetahui gaya belajar yang tepat bagaimu dapat menfaatkan kemampuan secara
maksimal dengan cara membuat strategi beljar dupaya hasil belajar menjadin
optimal dan prestasi pun meningkat
Strategi
belajar bagi masing-masing gaya belajar, yaitu:
1.
Visual
Membuat catatan agar menarik dengan cara memberi warna, gambar dan stricker.
Membuat catatan dengan tekhnik mind mapping.
Membuat kartu gambar berseri.
2.
Auditori
-
Mereka suara guru dikelas.
-
Merekam suara sendiri yang membaca guru.
-
Dengarkan rekaman tersebut kapanpun dan dimanapun.
-
Gubah syair lagu yang sedang hits dengan materi pelajaran.
-
Buat kelo,pok diskusi belajar.
-
Rajin-rajinlah bertanya di kelas.
-
Sebaiknya tidak mendengar music/radio ketika belajar, bisa ganggu
kosentrasi.
3.
Kinestetik
Untuk pelajaran hitungan, sering-seringlah latihan soal.
Untuk pelajaran hafalan: praktekkan dengan simulasi (bermain sambil
belajar
Saat sedang jenuh beljar, selingi dengan gerakkan yang ringan, misalnya
senam otak atau mengunyam permen karet.
Namun pada
kenyataannya, kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita harus menggunakan
gaya belajar yang bukan kita miliki. Misalnya, ada pengajar di kelas selalu
memberi catatan dipapan tulis, atau menyuruh siswanya untuk membaca buku paket,
sementara kamu buka tipe visual yang tidak menyukai aktivitas tersebut.
Atau ada pengajar yang selalu menjelaskan materi di kelas
dengan cara bercerita tanpa pernah memberi ilustrasi tertulis atau tidak ada
buku paketnya sehingga catatan kita kosong sama sekali. Hal ini menyulitkan
bagi orang visual.
Dibawah ini ada beberapa
tips yang bisa kamu coba untuk meningkatkan gaya belajar lain diluar gaya
belajarmu:
1.
Meningkatkan kemampuan
belajar visual.
-
Main puzzle.
-
Banyak menulis
dan menggambar.
-
Mendengarkan
dongeng diruang gelap, kemudian bayangkan!
2.
Membangun kemampuan
belajar auditorium.
-
Mendengarkan syair
lagi dan suara alat musiknya.
-
Banyak mendengar
dan bercerita.
-
Sering-sering
mendengar lalu melakukan instruksi verbal.
3.
Membangkitkan kemampuan
belajar kinestatik.
-
Berolah raga.
-
Bermain yang
mlibatkan aktivitas seluruh tubuh.
-
Memasak melalui
membaca resep.
Nah,
selamat mencoba. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar