Untuk studi kasus jenuh dalam
belajar, pada saat Detta (peserta didik) mau menghadapi Ujian Kenaikan Kelas
(UKK) saya mengajari pelajaran fisika daan kimia selama 4 jam biasanya 2 jam.
Belajar 4 jam sekaligus membuat kejunuhan dalam belajar, untuk mengatasinya
pada saat belajar air mineral, buah dan makanan harus ada, dan belajar di taman
agar lebih relax dalam belajar, dan pada saat belajar proses komunikasi antara
saya (pendidik) dan Detta (peserta didik) tetap berjalan.
G. Hubungan Perkembangan
Kognitif dengan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) Gardner.
Kecerdasan pada mulanya diartikan dalam bahasa
sehari-hari sebagai kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
praktis, dan terdapat persepsi bahwa
kemampuan untuk belajar berasal dari kapasitas kognitif. Selanjutnya, makna ini
harus diperluas dan lebih fundamental karena pada dasarnya kecerdasan dan aspek
kognitif tak terpisahkan dari aktifitas pikiran atau kesadaran manusia secara
utuh dalam hubungannya dengan aspek-aspek diri manusia seutuhnya serta
interaksinya dengan lingkungannya.
Gambar tersebut
menjelaskan bahwa Teori
kecerdasan majemuk adalah cara untuk mengerti kecerdasan melalui
beberapa aspek (pluralized way to understanding intellect) yang meliputi 8 jenis kecerdasan yang terdiri
dari kecerdasan
linguistik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan
visual spasial, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan
musikal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
dan kecerdasan
naturalis.
Tiap kecerdasan
memiliki waktu kemunculan dan perkembangan. Kecerdasan terbentuk melalui
keterlibatan yang bernilai budaya dan seseorang (dalam kegiatan itu) mengikuti
pola perkembangan usia anak.
Tabel 6.
Hubungan Antara Tahap-Tahap Perkembangan Piaget Dengan Kecerdasan Majemuk
(Multiple Intelligence) Gardner
No.
|
Kecerdasan
|
Kemunculan Perkembangan
|
Tahap Perkembangan Piaget
|
1.
|
Kecerdasan Linguistik (Linguistic (Word Smart))
|
Meledak
pada masa anak-anak terus
berlanjut hingga usia lanjut
|
Tahap
sensorimotor
(kelahiran hingga usia sekitar 2 tahun) dan
Tahap
praoperasional (2 tahun hingga sekitar 6 atau 7 tahun)
|
2.
|
Logika- matematika
(Logical Mathematical (Logic Smart))
|
Memuncak
pada masa remaja dan
awal dewasa, menurun setelah 40 tahun
|
Tahap
operasional formal (11 atau 12 tahun hingga dewasa)
|
3.
|
Gerak-Tubuh (Bodily-
Kinesthetic (Body Smart))
|
Bervariasi,
bergantung pada
Komponen
kekuatan,
fleksibilitas, domain gimnastik
|
Tahap operasional konkret (6 atau 7 tahun hingga 11
atau 12 tahun), tahap operasional formal (11 atau 12 tahun hingga dewasa).
|
4.
|
Musikal (Musical
(Music Smart))
|
Berkembang
paling awal, anak yang genius kadang mengalami krisis perkembangan
|
Tahap
operasional konkret (6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun), tahap
operasional formal (11 atau 12 tahun hingga dewasa).
|
5.
|
Visual-spasial (Spatial (Picture Smart))
|
Usia
9-10 tahun dan peka
artistik sampai tua
|
Tahap
operasional konkret (6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun), tahap
operasional formal (11 atau 12 tahun hingga dewasa).
|
6.
|
Interpersonal
(Interpersonal
(People
Smart))
|
Masa kritis tiga tahun pertama
|
Tahap
praoperasional (2 tahun hingga sekitar 6 atau 7 tahun)
|
7.
|
Intrapersonal
(Intrapersonal
(Self Smart))
|
Muncul
dan berkembang pada saat individu lahir dan Pembentukan batas diri dan orang lain
masa 3 tahun pertama
|
Tahap
sensorimotor
(kelahiran hingga usia sekitar 2 tahun) dan Tahap praoperasional (2 tahun
hingga sekitar 6 atau 7 tahun)
|
8.
|
Naturalis
(Naturalist
(Nature Smart))
|
Muncul
secara dramatis pada sebagian
anak dapat dikembangkan melalui sekolah/ pengalaman
|
Tahap
operasional konkret (6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun), tahap
operasional formal (11 atau 12 tahun hingga dewasa).
|
Tabel tersebut menjelaskan
bahwa terdapat hubungan antara tahap-tahap perkembangan yang telah dicetuskan
oleh Piaget dengan kecerdasan majemuk (Multiple
Intelligence) dari teori Gardner.
v Analisis
Teori
Dalam aplikasi mengajar
fisika, sebelum memasuki materi baru murid ditugaskan membuatkan sebuah mind
mapping tentang materi yang akan dipelajari nanti, contoh mind mapping dalam pelajaran fisika dengan materi fluida:
Mind mapping tersebut dibuat untuk mempermudahkan
murid dalam belajar fisika untuk kecerdasan visual spasial. (Multiple Intelligences, Visual Spasial (Spatial (Picture Smart))).
H. Evaluasi Pembelajaran
Biodata Siswa:
Nama
Siswa : Detta
Kelas
: XII IPA 3
Sekolah : SMA Negeri 46 Jakarta
Tanggal
Lahir : 03 Maret 1997
Usia : 17 Tahun
Program : Bimbangan Belajar Private
Laporan Nilai Siswa
No.
|
Tanggal Test
|
Kategori Test
|
Pelajaran
|
Nilai
|
1.
|
8
April 2014
|
Ulangan
Harian
|
Fisika
(Fluida)
|
5,5
|
2.
|
15
April 2014
|
Tugas
|
Fisika
(Teori Kinetik Gas)
|
100
|
3.
|
13
Mei 2014
|
Tugas
|
Fisika
(Teori Kinetik Gas)
|
9,3
|
4.
|
20
Mei 2014
|
Ulangan
Harian
|
Fisika
(Teori Kinetik Gas)
|
7,5
|
5.
|
27
Mei 2014
|
Tugas
|
Fisika
(Termodinamika)
|
100
|
6.
|
03
Juni 2014
|
Ulangan
Harian
|
Fisika
(Termodinamika)
|
8,0
|
7.
|
10
Juni 2014
|
Ujian
Akhir Semester
|
Fisika
|
9,5
|
Catatan:
Kategori: 1. Ulangan Harian
2. Ulangan Tengah Semester
3. Ulangan Akhir Semester
4. Tugas
Laporan
diatas menunjukan terjadi perubahan nilai secara bertahap. Saya mengajar detta
dengan mengaplikasikan teori-teori yang saya diajari di kelas oleh dosen
psikologi pendidikan saya, sehingga peserta didik saya dapat meningkatkan
nilainya.
I. Biografi
Jean Piaget
Nama :
Jean Piaget
Tempat, Tanggal Lahir : Neuchâtel, Swiss, 9
Agustus 1896
Era : Filosofi Abad 20
Tradisi : Devalopmental
Gagasan Peenting : Epistemologi
konstruktivis, Teori Perkembangan Kogitif
Piaget dilahirkan di Neuchâtel di wilayah Swiss yang
berahasa Perancis. Ayahnya, Arthur Piaget, adalah seorang profesor dalam sastra Abad Pertengahan di Universitas Neuchâtel. Piaget
adalah seorang anak yang terlalu cepat menjadi matang, yang mengembangkan
minatnya dalam biologi dan dunia pengetahuan alam,
khususnya tentangmoluska (kerang-kerangan), dan bahkan menerbitkan
sejumlah makalah sebelum ia lulus dari SMA. Malah, kariernya yang panjang dalam
penelitian ilmiah dimulai ketika ia baru berusia 11 tahun, dengan
diterbitkannya sebuah makalah pendek pada 1907 tentang burung gereja albino. Sepanjang kariernya, Piaget menulis
lebih dari 60 buah buku dan ratusan artikel.
Piaget memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu alamiah
dari Universitas
Neuchâtel, dan juga belajar sebentar di Universitas Zürich. Selama
masa ini, ia menerbitkan dua makalah filsafat yang memperlihatkan arah
pemikirannya pada saat itu, tetapi yang belakangan ditolaknya karena
dianggapnya sebagai karya tulis seorang remaja. Minatnya terhadap psikoanalisis, sebuah aliran pemikiran psikologi yang berkembang
pada saat itu, juga dapat dicatat mulai muncul pada periode ini.
Belakangan ia pindah dari Swiss ke
Grange-aux-Belles, Perancis, dan di sana ia mengajar di
sekolah untuk anak-anak lelaki yang dikelola oleh Alfred Binet,
pengembang tes intelegensia Binet.
Ketika ia menolong menandai beberapa contoh dari tes-tes intelegensia inilah
Piaget memperhatikan bahwa anak-anak kecil terus-menerus memberikan jawaban
yang salah untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu. Piaget tidak terlalu
memperhatikan pada jawaban-jawaban yang keliru itu, melainkan pada kenyataan
bahwa anak-anak yang kecil itu terus-menerus membuat kesalahan dalam pola yang
sama, yang tidak dilakukan oleh anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa.
Hal ini menyebabkan Piaget mengajukan teori bahwa pemikiran atau proses
kognitif anak-anak yang lebih kecil pada dasarnya berbeda dengan orang-orang
dewasa. (Belakangan, ia mengajukan teori global tentang tahap-tahap
perkembangan yang menyatakan bahwa setiap orang memperlihatkan pola-pola
kognisi umum yang khas dalam setiap tahap perkembangannya.) Pada 1921, Piaget
kembali ke Swiss sebagai direktur Institut
Rousseau di Jenewa.
Pada 1923, ia menikah dengan Valentine Châtenay,
salah seorang mahasiswinya. Pasangan ini memperoleh tiga orang anak, yang
dipelajari oleh Piaget sejak masa bayinya. Pada 1929,
Jean Piaget menerima jabatan sebagai Direktur Biro Pendidikan Internasional, yan tetap dipegangnya hingga
1968. Setiap tahun, ia menyusun "Pidato Direktur"nya untuk Dewan BPI
itu dan untuk Konferensi Internasional tentang Pendidikan Umum, dan di dalamnya
ia secara eksplisit mengungkapkan keyakinan pendidikannya.
Dia terus bekerja pada teori umum tentang struktur dan mengikat pekerjaan
psikologis untuk biologi selama bertahun-tahun lebih banyak. Demikian juga, ia
melanjutkan pelayanan publik melalui UNESCO sebagai delegasi Swiss. Menjelang
akhir kariernya, ia telah menulis lebih dari 60 buku dan banyak ratusan
artikel. Dia meninggal di Jenewa, 16 September 1980, salah satu psikolog yang
paling signifikan abad kedua puluh.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Perkembangan
kognitif adalah perkembangan kapasitas nalar otak atau intelegensi
2.
Tahap-tahap
perkembangan kognitif piaget adalah tahap sensorimotor (kelahiranhingga usia 2
tahun), tahap praoperasional (usia 2 hingga 6 atau 7 tahun), tahap operasional
konkret (usia 6 atau 7 hingga 11 atau 12 tahun), dan tahap operasional formal
(usia 11 hingga 12 atau usia dewasa).
3.
Tokoh dalam Teori Perkembangan Kognitif yaitu Jean
Piaget.
4.
Perkembangan kognitif dapat dihubungkan dengan
perkembangan psikomotorik, teori perkembangan konsep diri dan emosi,
teori perkembangan nilai moral dan sikap, teori perkembangan kreativitas, dan
teori cara mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar, teori bakat multiple intelligence.
B. Kritik dan Saran
Penulis
mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca demi penyempurnaan penulisan
blog ini
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Moh. dan Moh.
Asrori. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Jakart:. PT. Bumi Aksara, 2010.
Ali, Mohammad
dan Asrori. PSIKOLOGI REMAJA:
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Amstrong T. In their own way: discovering and
encouraging your child’s multiple intelligences. (alih bahasa). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Desmita. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Gardner H. Multiple Intelligences: The theory in
practice. New York: Basics Book, 2003.
Hartinah, Sitti. Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Refika Aditama, 2008.
Hendriati.
Psikologi Perkembangan. Bandung:
Refika Aditama, 2006.
Hurlock,
Elizabeth B. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1980.
Jufri, A. Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains.
Mataram: Arga Puji Press, 2010.
Ormfrod, Jeanne Ellis. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 2008
Panuju,
Panut dkk. Psikologi Remaja. Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1999.
Papalia, Diane E. dkk. Human Development (Psikologi
Perkembangan) Bagian V s/d IX. Edisi
9. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Papalia,
Diane E. dkk. Human Development/Perkembangan Manusia Buku 1. Edisi 10. Jakarta: Salemba
Humanika, 2009.
Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum
Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010.
Santrock, John W. Life Span Development 13th edition. New York:
Mc.Graw Hill Companies. Inc, 2007.
Setyoningtyas,
Emila, Kamus Trendy Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo.
Sternberg, R.J.. Cognitive Psychology (4th Ed). Belmont,
CA : Thomson Wadsworth, 2006.
Sunarto. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Syah, Muhibbin. Psikologi
Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Syah, Muhibbin.
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Cetakan kelima belas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Syaiful
Bahri Djamarah. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syamsuddin, Abin. Psikologi Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2003.